Sunday, September 5, 2010

Dibalik Sebuah Konsep, part 2

Konsep Analisa BBMA

Bismillahirrahmanirrahim

Oke, melanjutkan tulisan yang part 1.
Saya lebih suka bicara sesuatu yang sifatnya prinsip atau hakikat daripada masalah teknis atau masalah yang sifatnya kulit luaran.

Di balik segala sesuatu yang kelihatan begitu rumit seringkali intinya sebetulnya sangat sederhana. Sekarang saya ingin share sedikit tentang inti yang saya tangkap dari dua konsep utama analisa yang Eyang Suhu KG tercinta ajarkan. Yang perlu diingat adalah dengan background saya yang rocker ini, jauh banget dari matematika dan statistik, mungkin saja apa yang saya tangkap ini berbeda dari apa yang dimaksud oleh Eyang Suhu. Jadi tolong diluruskan kalau salah yah.

Rata-rata dan standard deviasi

Sekarang mulai dengan konsep analisa yang pertama kali diperkenalkan Eyang Suhu yaitu konsep analisa BBMA.

Saya tidak ingin mengulang pelajaran-pelajarannya disini, itu sudah banyak dilakukan kawan-kawan yang lain di forum kgforexworld, dan untuk pelajaran lengkapnya silakan dicek disini: Belajar Menganalisa Chart Ala KG
Saya akan share apa yang saya lihat atau saya tangkap dibalik sistem dengan tools BB dan MA ini, sistem yang saya lebih suka menyebutnya oray pabeulit alias ular kusut.
Ide atau prinsip dibalik konsep BBMA ini adalah prinsip rata-rata dan standard deviasi. Kalau dengan bahasa saya sendiri sih intinya kita membaca penyebaran data (dalam kasus forex maksudnya data harga) disekitar nilai rata-ratanya. Jadi mari kita sadari dulu hal yang mendasar ini.

Sekarang tentang rata-rata dulu, kenapa dan apa sih rata-rata itu?
Kalau kata bahasa statistiknya sih rata-rata ini adalah nilai tengah dari sekelompok data.
Dan kalau menurut saya rata-rata adalah nilai yang paling mewakili suatu kelompok data, atau bisa juga dikatakan semacam kesimpulan lah dari sekelompok data.
Fungsinya nilai rata-rata ini adalah sebagai acuan atau patokan, atau pusat dimana data dalam satu kelompok tersebar.

Konsep rata-rata sangat umum digunakan sehari-hari dalam berbagai bidang. Kita biasa menilai atau menyimpulkan suatu kondisi berdasarkan konsep rata-rata. Apa pun itu, bisa harga pasaran mobil, bisa harga sembako, bisa kondisi ekonomi, harga properti, kesehatan, nilai akademik siswa di satu sekolah, cuaca, sepak bola, saya pikir dalam semua hal mungkin yah, atau at least hampir dalam semua hal deh kita menggunakan pendekatan rata-rata ini.

Contoh misalnya kalau saya berburu mobil Toyota Vios 2005 di Bandung. Saya hunting berkeliling, ke showroom, ke pedagang mobil bekas, dan juga langsung ke user, misalnya ke sepuluh tempat lah. Lalu saya dapat harga dari masing-masing tempat misal seperti ini: 130 juta, 135 juta, 130 juta, 127 juta, 128 juta, 132 juta, 125 juta, 128 juta, 130 juta, 132 juta.
Dari sepuluh tempat itu, dengan mengabaikan dulu kondisi mobil yang ditawarkan, saya akan mencari satu harga atau satu nilai yang paling mewakili berapa sih sebetulnya harga mobil tersebut.
Tinggal dijumlahkan semuanya, lalu dibagi 10, maka saya dapatkan 129,7 juta, atau supaya gampang dibulatkan saja jadi 130 juta lah. Nah itu harga rata-rata yang menjadi dasar acuan saya.
Lalu apakah saya harus membeli dengan harga 130 juta itu? Ya ngga juga, kan ada kisaran harga di atas dan dibawah rata-rata itu antara 125-135 juta, tinggal berapa jauh dari harga acuan itu yang bisa saya toleransi, ditambah juga pertimbangan lain seperti mengenai kondisi mobil atau yang lainnya.

Sekarang penerapannya dalam forex.
Seperti kita ketahui harga di market senantiasa bergerak (dengan asumsi ketika ada transaksi tentunya), naik dan turun, tiap jam, tiap menit, bahkan sampai tiap detik harga berubah. Harga seperti berlarian dengan liar. Tanpa acuan yang jelas kondisi yang labil seperti ini menyulitkan kita membaca pergerakannya. Dan acuan ini bisa kita didapatkan dari sebuah konsep.

Seperti gambar GU ini deh, ini gambar hari Jumat tanggal 3 September 2010.



Perhatikan saja 24 jam terakhir yang saya beri tanda garis vertikal. Disitu harga bergerak naik, turun, lalu naik lagi, dan berhenti pada akhir sesi di 1.5449.
Tanpa konsep yang jelas, apa yang bisa kita simpulkan dari situ?
Bahwa harga GU sekarang adalah 1.5449? Atau harga GU sekarang lebih tinggi dibandingkan harga 24 jam yang lalu, alias naik? Atau harga bergerak ngga karuan? Datanya tersebar dan terlihat acak.

Nah disinilah kita membutuhkan suatu acuan untuk menyusun data itu hingga mudah bagi kita membacanya.
Pertama-tama harga itu bergerak dan tersebar, karena itu kita kita butuh acuan untuk menentukan pusat pergerakannya.
Acuan yang kita gunakan adalah satu nilai yang mewakili, atau yang menjadi pusat pergerakan harga 24 jam terakhir ini. Disinilah kita gunakan nilai rata-rata, alias average.

Ini gambarnya



Ternyata, pergerakan atau perubahan harga 24 jam terakhir ini diwakili atau disimpulkan oleh satu harga, yaitu harga rata-ratanya, 1.5420.
Harga rata-rata ini kita jadikan acuan.
Bisa dilihat di garis rata-ratanya yang berwarna lime dan harga kelihatan tersebar diatas dan dibawahnya. Dan harga penutupan terakhir 1.5449 ada diatas rata-rata.
Sama saja seperti analogi mobil tadi bahwa harga mobil tersebar disekitar 130 juta, kita bisa katakan bahwa harga GU juga tersebar disekitar 1.5420.

Berikutnya adalah, berapa jauh harga akan tersebar disekeliling nilai rata-ratanya? Disini digunakan konsep standard deviasi.
Standard deviasi ini adalah ukuran penyebaran data. Jadi kita menggunakannya untuk mengukur dan memperkirakan kemungkinan penyebaran data.
Dalam kasus ini kita ingin mengukur dan memperkirakan penyebaran harga disekeliling nilai rata-ratanya.

Saya ngga paham perhitungannya, yang penting saya tahu probabilitas penyebarannya. Ini gambarnya yang saya copy dari wikipedia



Disitu terlihat probabilitas penyebaran data dengan standard deviasi.

Dan ini gambar GU dengan rata-rata dan standard deviasi



Disitu terlihat jelas batas-batas penyebaran harga. Kelihatan juga mayoritas data berada disekitar SD 1, sesuai dengan perhitungan SD diatas, dan jam 8.30 (waktu broker) harga mencapai SD 2 yang berarti dia mencapai 95.46% dari kemungkinan penyebarannya.
Sampai sini mudah-mudahan bisa terlihat jelas yah prinsip rata-rata dan standard deviasi.
Konsep BBMA dan tools yang digunakan disitu adalah manifestasi dari prinsip ini.

Sekarang bagaimana memanfaatkannya?

Yang pertama adalah harga bergerak dalam dua kemungkinan, menjauhi atau mendekati rata-ratanya. Saya menyebut ini prinsip home and away.
Jadi kalau kita ambil home, ambil posisi sejauh mungkin dari average dan kalau kita ambil away, ambil sedekat mungkin dengan average.
Yang kedua, sesuai konsep analisa KG yang mana saja, yang kita cari dalam analisa adalah arah dan batas. Dengan konsep rata-rata dan standard deviasi ini batasnya menjadi jelas. Kalau menurut saya dia bisa diibaratkan seperti frame tempat harga bergerak.
Saya ngga bicara arah dulu deh, atau malah ngga perlu yah, karena itu sih masalah teknis dan sepertinya semuanya sudah pada ngerti yah.

Oke, nanti sambung lagi deh.

No comments:

Post a Comment

LinkWithin

 

Cho